Friday, September 17, 2010

Love and Peace, Please?

Merenung. Memikirkan soal perseteruan umat agama islam dan umat agama katolik/kristen.
Setiap hari ke Y!A, selalu ada pertanyaan - pertanyaan tolol (pertanyaan? Yang ada malah menyulut pertengkaran!) yang diajukan umat islam ke umat katolik, dan sebaliknya. Namun pertanyaan - pertanyaan itu sendiri bernada ejekan dan sindiran, bernada pengibaran bendera perang. Bete, lihatnya!

Tiap hari di berita - berita dikabarkan pertengkaran umat islam bernama anu yang bertengkar dengan umat katolik bernama anu. Hari ini membuka Yahoo! News, ada berita Al Quran dibakar. Cari di google search, cacian dan makian adanya. Berita pembakaran gereja adanya. Pergi ke facebook, orang - orang fanatik agama islam/katolik/kristen adanya! Bikin jengkel!!! >< Bisakah mereka berhenti bertengkar, berhenti saling menghina Tuhannya, berhenti saling melakukan tindak penghujatan dan kekerasan?!

Agama ya agama. Semuanya benar (ehem! kecuali agama sesat!). Kenapa berpikiran sempit? Pernakah mereka melihat lebih jauh agama yang mereka benci, jauhi, dan anggap rendah itu? Pernahkah mereka berpikir bahwa semua manusia di dunia juga manusia ciptaan Tuhan, tak peduli dari agama mereka? Pernahkah mereka berpikir bahwa agama "lurus" yang ada di dunia, entah itu islam, katolik, kristen, buddha, hindu, kong hu chu, dll, meski cara pengajaran berbeda, meski alkitab berbeda, meski origin dari setiap agama berbeda, meski memiliki adat dan budaya yang berbeda, agama - agama itu tetap mengajarkan hal yang sama: "cinta kasih kepada Tuhan dan manusia", dan "perdamaian", dan "hak asasi manusia", dan "tidak boleh berbuat dosa"? Pernahkah mereka berpikir, bahwa dengan cacian, makian, kekerasan, dll yang mereka lakukan kepada umat agama lain, yang katanya mereka lakukan demi nama Tuhan mereka, sebetulnya malah menghujat Tuhan mereka sendiri, dan mencoreng nama agama yang mereka fanatikkan itu, menjadi sebuah agama yang penuh dengan kekerasan dan orang - orang munafik dan mengajarkan yang sesat? PERNAHKAH??

Saya tidak tahu apa jawabannya. Hanya satu yang saya tahu: kalau mereka mau berpikir lebih jauh (tidak sembarang berpikiran sempit dan fanatik), everything'll be OK. Kita hidup damai. Tidak bertengkar. Tidak ada gereja yang dibakar. Tidak ada Al Quran yang harus dibakar. Tidak ada caci maki untuk Tuhan  Tapi kenyataannya, tidak demikian.

Sungguh bodoh, ketika ada umat agama islam yang mengamuk membakar gereja. Kenapa gereja itu dibakar? Kalau mereka dendam dengan umat agama katolik, rundingkanlah dengan mereka. Kenapa harus membakar gereja? Kenapa harus menghujat Tuhan mereka? Gereja adalah tempat berdoa. Sangat melanggar etika dan tidak tahu sopan santun, ketika membakar gereja.

Sebaliknya, sungguh bodoh untuk umat agama kristen/katolik yang ikut - ikutan menghina, dan merendahkan Allah SWT. Allah ya Allah. Dia adalah sang pencipta, Dia adalah orang yang berkuasa. Panggilannya berbeda, tetapi dia tetap Tuhan. Jadi kenapa menghujat namanya? Mengatakan bahwa mereka melakukan itu atas nama Tuhan Yesus Kristus, tetapi sesungguhnya adalah atas nama Benci dan Dendam. Bahkan sampai membakar Al Quran segala?! (Klik di sini)

Menurut saya, agama tidaklah salah. Jangan pernah menjelek - jelekkan agama yang lain, dan menganggap agama kita yang paling benar. Yang salah justru adalah umat - umat islam/katolik yang entah bagaimana menjadi saling menghujat Tuhan, dan mempertanyakan dan menghina alkitab itu. Apakah anda setuju?

Saturday, September 4, 2010

Road of Life

Hidup itu bagaikan petualangan
Dalam kukungan waktu yang mengalir tanpa henti

Dulu aku begitu kecil. Ditimang oleh Bunda, dalam pelukannya.
Tak pernah terpikir akan tahap yang ini.
Setahun serasa tak berarti. Dua tahun tak banyak berubah.
Namun.
kataku, "Waktu itu bagai interpretasi dari sedikit demi sedikit
lama - lama menjadi bukit"
Ketika aku berbalik, menelusuri ingatan yang lalu
kesadaran menghantamku begitu keras.
Begitu banyak kenangan. Begitu banyak keberhasilan.
Begitu banyak kegagalan. Begitu panjang jalan
yang kulalui.
Tiba - tiba kini aku berada di atas jembatan kedewasaan....
Akankah semuanya bisa tetap sama? Ataukah semuanya akan berubah?
Aku tidak tahu. Aku hanya bisa melangkahkan kakiku ke jalan
yang ada di depan.

Friday, July 30, 2010

Love VS Money?

Kalau ditanya:
"Mana yang kamu pilih: nikah dengan pasangan yang licik dan bodoh tapi kaya, atau pasangan yang jujur dan pandai tapi miskin?"

Mana yang bakal kamu pilih?

Mungkin ini bukan masalah yang mudah untuk dipecahkan ya? Namun beberapa orang menjawab, "tentu aja yang pertama!" dan yang lainnya "Tentu aja yang kedua!"

Atas alasan apa sih?

Untuk yang pertama, mungkin alasannya:
Kalau kita pilih yang kaya, enak hidupnya. Nggak perlu luntang - lantung. Hidup nyaman, mobil ada, nggak kelaparan, nggak perlu banting tulang, bisa keluar negeri, de el el.
Sementara kalau kita pilih yang kedua, emang cinta bisa beli apaan? Bisa beli beras, bisa ngasih makan keluarga? Bisa beliin baju buat anak - anak? Bisa nyekolahin mereka? Nggak lah! Money is everything.

Nah, mungkin ya.... jawaban mereka begitu.

Benar, uang adalah segalanya. Nggak ada uang, kita bakal hidup luntang lantung. Nggak bisa beli nasi, nggak bisa beli baju, dan mungkin juga nggak bisa punya rumah. Kebutuhan primer nggak akan bisa terpenuhi. Dan realitasnya, kalo di jalan ketangkep razia polisi, cukuplah berikan Rp 50.000,- atau (kalau si korban adalah orang rendah hati) Rp100.000,-  Tada! Si polisi melepaskan kita. Kita aman, dan bisa melanjutkan perjalanan  kita.

Rp 100.000,- is not a big deal buat orang kaya, tapi masalah buat yang sebaliknya. Dengan Rp 100.000,- kita nggak akan bisa have fun di mal - mal besar di kota manapun. Contohnya, kalau kamu jalan - jalan di PIM dengan teman - teman. Bisa beli apa sih, Rp 100.000,-? Palingan 1 tiket bioskop Rp 35.000,- ; Popcorn Rp 15.000,- ; Makan di KFC Rp 20.000,- ; Komik di Gramed Rp 27.000,- (buat nakayoshi) atau 16.000,- (buat komik biasa).

Dan voila! Amblas lah, duit lo! Boke, boke dah lu! Kalo buat orang kaya mah, it's not a problem! Tapi kalau orang miskin, that's a BIG problem.

So, as we can see, money is everything. But still, bukan berarti kehidupan serba material adalah segalanya. Karena kalau uang udah jadi tuhan kita, percayalah, hidup kita bakal kacau balau!

Gw bukan seorang scientist yang uda ngadain penelitian, tapi gw tau, dan gw yakin. Pernikahan yang tanpa fondasi cinta di antara kedua pasangan gak akan bertahan lama. Atau paling banter, jadi keluarga broken home.

Mungkin benar ya, cinta memang gak bisa diukur secara kuantitas. Dengan cinta, gak akan bisa ngasih makan keluarga. Mau nggak mau, kita mesti menerima realitas itu. Tapi seperti kita tahu, kebutuhan manusia bukan cuma materialistis semata. Kita butuh kasih sayang, karena itulah yang membuat kita lebih "manusiawi".

Cinta melahirkan kepercayaan, cinta adalah motivasi seseorang untuk membahagiakan pasangannya. Cinta adalah dasarnya. Bokap gw bisa terus berjalan seperti ini karena dia mencintai keluarganya. Jadi, meski keluarga gw gak kaya, it's OK.

Besides, buat kalian semua yang beragama kristen/katolik, bukannya cuma diizinkan untuk menikah satu kali saja? Satu kali, dengan orang yang kalian ingin bahagiakan hidupnya? Pernikahan adalah penyatuan 2 insan yang saling mencintai. Kalau itu dinodai oleh sesuatu yang "all is about money", rasanya akan benar - benar hopeless, dan gw justru akan pitying yang semacem itu, daripada orang yang menikah didasari oleh cinta.

Menurut gw, justru karena cinta bisa mendorong seseorang melakukan amazing things itulah, yang membuat cinta adalah sesuatu yang berharga. Membuat kita seenggaknya lebih manusiawi. Without love, this world is hopeless, believe me. No trust. No united. No peace. There will only be greed and gluttnous, and war.

Jadi, mana yang bakal kalian pilih?
Love or Money?

Bagiku, kau....

Bagiku kau seperti seorang pahlawan
Bagiku kau adalah sumber inspirasi
Bagiku kau seperti cahaya dalam penjara
sang tiran ini

Bagiku kau seperti buku panduan
Bagiku kau adalah teladan
Bagiku kau seperti seorang penopang masa depanku
seperti para buruh yang digaji kecil dan tak dihargai
jerih payahnya
saat membangun masa depan bibit - bibit kecil

Kau buka mataku pada realitas
Kau berikan aku wawasan - wawasan baru
Kau ibarat seorang sahabat bijaksana
mendengar dan mengerti

Namun, kini kau telah pergi
Sungguh, rasanya penjara ini semakin kehilangan
arah jalannya
Kembalilah, kawan!
rasanya awan mendung seakan melingkupi
penjara Sang Tiran ini

Thursday, June 17, 2010

Emptiness

Aku dulu dalam cahaya
Begitu bersinar, membutakan mata
Kini aku dalam kegelapan
Begitu kedinginan, begitu sendirian

Harapan hanya tinggal kenangan
Sahabat telah meninggalkan
Keluarga kini hanya tinggal angan
Nama hanya dalam kekosongan

Keputusasaan...
Mengukungku...
Aku menjerit, meminta pertolongan...
Namun tak ada yang mendengar

Untitled By Me

Ini adalah kata
Yang terucap dalam bisu...
Yang bergaung dan menggema
lagi dan lagi
Dalam relung hati dan jiwaku
Kata yang terukir dalam diriku
Untukmu

Yang Namanya Kebetulan Emang ada!

Hari ini gw baca Kompas Jumat 18 Juni 2010. Nah... gw lagi baca berita tentang Eko Supriyanto di Panggung Madonna. Beliau juga nyeritain kalo dia makan tempe bacem, meski dia ga tau tempenya dapet dari mana selama tur itu. Gw bertanya2, tempe bacem kayak apa sih? Gw kan belom pernah makan...liat aja belom pernah! Hehehehehe.....

Trus, tiba - tiba ada tetangga gw dateng ke rumah! Ngasih sesuatu. Gak tau apaan... bentuknya sih kayak tahu. Trus pas nyokap gw liat makanan yang dikasih. Dia bilang: "Wah, dapet tahu ama tempe bacem nih!"

Gw ngelongo sendiri. Hahahahaha. Bagai pucuk dicinta ulam~! Lagi ngebayangin tempe bacem kayak gimana, tahu - tahu dateng tempe bacem plus tahu bacem! Wkwkwkwk. Kebetulan emang ada yah? XD